Keutamaan Bulan Ramadhan (5)

   Dan bersumber dari Anas bin Malik r.a, dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda:
“Barangsiapa menghadiri majlis ilmu pada bulan Ramadhan, maka Allah Ta’ala menetapkan baginya untuk setiap langkah, ibadah satu tahun, sedang ia akan ada bersamaku di bawah ‘Arsy. Dan barangsiapa senantiasa berjama’ah pada bulan Ramadhan, maka Allah Ta’ala memberinya untuk setiap raka’at, sebuah kota yang penuh dengan nikmat-nikmat Allah Ta’ala. Dan barangsiapa berbuat baik kepada ibu bapaknya pada bulan Ramadhan, maka ia mendapat perhatian Allah Ta’ala dengan penuh rahmat, sedang aku menjamin dia masuk surga. Dan tidak ada seorang wanita pun yang memohon ridha dari suaminya pada bulan Ramadhan, kecuali dia mendapatkan pahala Maryam dan ‘Aisyah dan barangsiapa memenuhi hajat saudaranya yang muslim pada bulan Ramadhan, maka Allah Ta’ala memenuhi seribu hajatnya pada hari kiamat.”
   Bersumber dari Abu Hurairah r.a bahwa dia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa memasang lampu pada salah satu Masjid Allah Ta’ala pada bulan Ramadhan, maka dia akan memperoleh cahaya dalam kuburnya, dan ditetapkan baginya pahala orang-orang yang melakukan shalat di dalam Masjid itu, didoakan oleh para malaikat, dan dimohonkan ampunan oleh para Pemikul ‘Arsy selagi lampu itu masih berada dalam Masjid.” (Dzakhiratul ‘Abidin)
   Diriwayatkan dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda:
“Apabila tiba malam pertama bulan Ramadhan, maka setan-setan dan jin-jin Marid diikat, sedang pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun di antaranya yang dibuka. Dan pintu-pintu surga pun dibuka, tidak ada satu pintu pun di antaranya yang ditutup. Sedang Allah Ta’ala pada malam hari setiap bulan Ramadhan, berfirman tiga kali: ‘Apakah ada orang yang meminta, maka akan Aku beri permintaannya? Apakah ada orang yang bertaubat, maka akan Aku terima taubatnya? Apakah ada orang yang memohon ampunan, maka akan Aku ampuni dia?’ dan Allah membebaskan pada setiap hari dari bulan Ramadhan sejuta tawanan dari neraka, yang seharusnya diazab. Dan apabila tiba hari Jum’at, Allah membebaskan setiap jam sejuta tawanan dari neraka. Dan apabila tiba hari terakhir dari bulan Ramadhan, maka Allah membebaskan sebanyak orang yang dibebaskan sejak awal bulan.” (Zubdatul Wa’izhin)
   Berpuasa pada hari yang meragukan ada tujuh macam: tiga di antaranya boleh tetapi makruh, dan yang tiga lagi boleh tanpa makruh, sedang yang satu sama sekali tidak boleh.

   Adapun tiga macam puasa yang boleh tetapi makruh:
Pertama, bila seorang yang berpuasa pada hari yang meragukan dengan niat puasa Ramadhan.
Kedua, bila dengan puasanya itu, berniat menunaikan kewajiban yang lain. dan
Ketiga, bila dia berpuasa pada hari itu dengan niat ragu-ragu, yakni bila hari itu termasuk bulan Ramadhan, maka di berniat puasa Ramadhan. Sedang bila termasuk bulan Sya’ban, maka dia berpuasa Sya’ban. Semua ini boleh.
   Adapun tiga macam yang boleh tanpa makruh, adalah apabila orang itu berpuasa pada hari yang meragukan dengan niat puasa Tathawwu’ (sunnah), atau dengan niat puasa Sya’ban, atau dengan biat puasa mutlak.

   Adapun satu lagi yang sama sekali tidak boleh ialah, apabila dia berpuasa pada hari yang meragukan dengan syarat, bila hari itu termasuk bulan Ramadhan, maka saya berpuasa sedang kalau tidak, maka tidak berpuasa. Berpuasa seperti ini sama sekali tidak boleh. (Qadhikhan)


<<Sebelumnya (1) (2) (3) (4) (5) Selanjutnya>>

No comments:

Post a Comment

Bergabunglah bersama kami dalam mengelola perdagangan Nasional.
"Kami telah siap melayani anda di Seluruh Indonesia"