Celaan Terhadap Pemakan Riba (4)

Keterangan lebih lanjut dari ini terdapat dalam kitab-kitab Fiqih. Maka baiklah anda membaca asal nukilan ini, yang dinukil dari terjemahan ke bahasa Arab, dan doakanlah penukilnya yang fakir ini dengan doa-doa yang baik,

Celaan Terhadap Pemakan Riba (3)

Dan hal ini merupakan penegasan, bahwa nash itu membatalkan kias, karena penegasan ini menjadi penghalalan dan pengharaman Allah itu sebagai dalil atas batalnya kias mereka.

Celaan Terhadap Pemakan Riba (2)

Kemudian salah satu dari mereka bangkit. Maka miringlah karenanya perutnya, sehingga tersungkur, lalu tidak dapat lagi kembali, yakni tidak bisa meninggalkan tempat mereka,

Celaan Terhadap Pemakan Riba

Hukuman seperti itu adalah disebabkan mereka menganggap riba dan jual-beli sama saja, karena kedua-duanya mendatangkan laba, sehingga mereka menganggap riba halal, seperti halalnya jual-beli.

Permohonan Ampun Malaikat Untuk Orang Mukmin (4)

   Dari sebagian ulama diceritakan, bahwasanya sebelum Allah Ta’ala menciptakan bumi, tempat ‘Arsy adalah air, sedang ‘Arsy itu berada di atas air. Lalu Allah Ta’ala menyuruh ‘Arsy agar naik dari atas permukaan air, maka ia pun naik. Ia terus meninggi, sehingga air yang ada di tempatnya tadi membentuk kubus dan menghantarkan ‘Arsy naik besertanya sampai ke mana yang dikehendaki Allah. Kemudian Allah menyuruh air kembali ke tempat semula, maka katanya: “Sekiranya Allah tidak menyuruh aku kembali ke tempatku, pasti aku hantar engkau ke tempatmu.”


   Maka Allah Ta’ala pun mewahyukan kepada air. “Sesungguhnya karena kamu telah memuliakan ‘Arsy dan telah mengantarnya demi Aku, maka Aku jadikan tempatmu merupakan tanah yang paling utama, dan Aku jadikan ia kiblat bagi semua makhluk, dan tempat orang berharap memperoleh segala kebutuhan.”
Oleh karenanya, Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa menghantarkan seorang tamu tujuh langkah, maka Allah menutup terhadapnya tujuh pintu Jahannam. Dan apabila ia hantarkan tamu itu delapan langkah lagi, maka Allah akan membukakan baginya delapan pintu surga, sehingga dapatlah ia memasukinya dari pintu manapun yang ia kehendaki.” (Haqa’iq)
Distrik Belanja, Industri dan Marketing
   Dan disebutkan pula, bahwa yang pertama-tama diciptakan Allah Ta’ala ialah Qalam, kemudian Lauh. Maka disuruh-Nya Qalam untuk menulis pada Lauh apa-apa yang akan terjadi sampai hari kiamat. Kemudian, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki menurut kehendak-Nya yang azali, kemudian Dia ciptakan ‘Arsy, kemudian Dia ciptakan para malaikat penanggung ‘Arsy, kemudian langit dan bumi. Dan bahwa sesungguhnya Allah menciptakan ‘Arsy adalah untuk hamba-hamba-Nya, supaya mereka tahu ke mana mereka mesti menghadapkan wajah ketika berdoa, agar tidak kebingungan dalam berdoa, sebagaimana Dia telah menciptakan Ka’bah, supaya mereka tahu kemana mereka mesti menghadapkan muka dan beribadat. (Sekian dari As-Samarqandi)

Berkata Ats-Tsa’labi mengenai firman Allah Ta’ala:
“Dan menjunjung ‘Arsy Tuhanmu.”
   Dari Ali bin Al-Husain RA, bahwa dia berkata: “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menciptakan ‘Arsy, sedang sebelumnya Dia tidak menciptakan apa-apa selain tiga: Udara, Qalam dan Nun, kemudian barulah menciptakan ‘Arsy dari bermacam-macam cahaya, antara lain Cahaya hijau, yang olehnya terjadilah warna hijau. Cahaya kuning, karenanya terjadilah warna kuning. Cahaya merah, yang oleh karenanya menjadi warna merah dan Cahaya putih, yang oleh karenanya menjadi benderanglah cahaya-cahaya, dan dari cahaya itu pula terangnya waktu siang. Kemudian Allah menjadikan ‘Arsy bertingkat-tingkat sampai tujuh juta tingkat, yang tidak satu tingkat pun diantaranya kecuali bertasbih kepada Allah, memuji dan mensucikan-Nya dengan suara-suara yang berbeda-beda, yang andaikata Allah Ta’ala mengizinkan segala sesuatu untuk mendengarnya, pasti akan runtuhlah gunung-gunung dan gedung-gedung dan akan keringlah lautan.”
Al-Matjar Raabih

  Adapun mengenai firman Allah Ta’ala:
“Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya.”
   Berkata Ats-Tsa’labi: Telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Muhammad dari ayahnya,dari kakeknya, bahwa dia berkata: “Pada ‘Arsy ada gambar dari semua makhluk yang telah diciptakan Allah Ta’ala, baik yang di darat maupun di laut, dan itulah takwil dari firman-Nya Ta’ala.” (Dan tidak ada sesuatupun, melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya).

   Dan menurut khabar, bahwa sesungguhnya Allah SWT telah menyuruh semua malaikat berangkat pagi dan sore, untuk mengucapkan salam kepada malaikat-malaikat pemikul ‘Arsy, karena keunggulan mereka atas malaikat-malaikat yang lain.
   Demikianlah petikan Ats-Tsa’labi, yang diucapkan pula oleh Imam Al-Baghawi dalam menafsirkan firman Allah Ta’ala: “Kursi Allah meliputi langit dan bumi.”
Sedang Abu Hurairah RA berkata: “Kursi itu terletak di depan ‘Arsy. Adapun arti “Wasi’a”, bahwa luasnya adalah seluas langit dan bumi.”

   Dan kata Ali dan Muqatil: “Masing-masing kaki kursi itu, tingginya setinggi tujuh langit dan bumi, dan ia terletak di depan ‘Arsy.” Demikian kata mereka.
   Berkata Al-Allamah As-Suyuthi: Ibnu Jarir, Ibnu Mardawaih dan Abusy Syaikh mengeluarkan dari Abu Dzarr RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hai Abu Dzar, langit yang tujuh pada kursi, hanyalah seumpama sebuah cincin yang tergeletak di gurun, dan kelebihan ‘Arsy atas kursi, adalah sebagai kelebihan gurun atas cincin tersebut.”

   Dan Abusy Syaikh telah mengeluarkan dari Hammad, ia berkata: Allah telah menciptakan ‘Arsy dari pertama zamrud hijau, dan diciptakan-Nya pula baginya empat buah tiang dari permata yaqut merah, dan diciptakan-Nya lagi baginya seribu bahasa, dan Allah menciptakan di bumi seribu umat, masing-masing umat bertasbih dengan salah satu bahasa dari bahasa-bahasa ‘Arsy.”
   Dan Abusy Syaikh telah mengeluarkan pula dari Umar RA bahwa dia berkata: “Allah SWT telah menciptakan empat macam makhluk dengan tangan-Nya, Adam AS, ‘Arsy, Qalam dan Surga ‘Adn. Sedang terhadap makhluk-makhluk lain, Dia berfirman “Kun”, maka jadilah ia.”

   Dan Abusy Syaikh mengeluarkan pula dari Utsman bin Sa’ad Ad-Darimi dalam kitabnya “Ar-Radd ‘alal Jahmiyah”, dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: “Pemimpin langit adalah ‘Arsy.”

Sesungguhnya telah kami bicarakan secara terperinci mengenai hal ini, supaya sifat-sifat ‘Arsy itu diketahui oleh semua orang.

<Prev  1 
 2 
 3 
 4 
Next>

Permohonan Ampun Malaikat Untuk Orang Mukmin (3)

Dari Ibnu Abbas RA bahwa dia berkata: “Setelah Allah Ta’ala menciptakan ‘Arsy, maka disuruh-Nya para malaikat pemikul ‘Arsy itu memikulnya, tetapi mereka merasa berat. Maka Allah Ta’ala berfirman: “Ucapkan olehmu sekalian ‘Subhanallaah’ (Maha Suci Allah).” Maka para malaikat itu mengucapkan ‘Subhanallaah’, sehingga menjadi ringanlah mereka memikulnya. Dan untuk seterusnya, mereka mengucapkan sepanjang masa, ‘Subhanallaah’, sampai saat Allah Ta’ala menciptakan Adam AS, maka tatkala penciptaan Adam AS itu telah sempurna, dia pun bersin, dan Allah Ta’ala mengilhamkan kepadanya ucapan ‘Alhamdulillaah’ (Segala Puji bagi Allah). Maka Adam pun mengucapkan ‘Alhamdulillaah’, lalu Allah Ta’ala berfirman: ‘Yarhamukallaah’ (Allah merahmati kamu). Untuk inilah Aku telah menciptakan kamu, hai Adam.”

   Para malaikat berkata: “Kalimat ini sangatlah agung, tidak patut kita malalaikannya.”
Lalu kalimat ini mereka gandengkan dengan kalimat yang pertama tadi sedemikian rupa, sehingga mereka ucapkan sepanjang masa, ‘Subhanallaahi walhamdu lillaah’ (Maha Suci Allah, dan segala Puji bagi Allah). Dan mereka pun merasakan semakin ringan beban ‘Arsy itu, tidak seperti semula.
Kesuksesan Anda dimulai hari ini bersama kami
   Dan demikianlah, mereka senantiasa mengucapkan kalimat-kalimat tersebut sehingga pada suatu saat, Allah Ta’ala mengutus Nabi Nuh AS. Kaum Nabi Nuh AS lah yang mula-mula menganggap patung-patung berhala sebagai Tuhan.

   Maka Allah Ta’ala mewahyukan kepada Nabi Nuh AS agar menyuruh kaumnya mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’ (Tiada Tuhan selain Allah) sedang Nabi Nuh AS menerima penghinaan kaumnya dengan rela.
Para malaikat berkata: “Kalimat yang ketiga ini pun agung pula.”
Lalu mereka gandengkan dengan kedua kalimat mereka ucapkan sepanjang masa, ‘Subhanallaahi walhamdu lllaahi walaa ilaaha illallaah’ (Maha Suci Allah dan segala Puji bagi Allah dan tiada Tuhan selain Allah), sampai pada suatu ketika Allah Ta’ala mengutus Nabi Ibrahim AS.
   Taat kala Allah Ta’ala mengutus Nabi Ibrahim AS, di suruh-Nya ia berkorban, yang kemudian Allah menebus putra Nabi-Nya itu dengan seekor domba. Ketika Ibrahim melihat domba itu, ucapnya: ‘Allahu Akbar’ (Allah Maha Besar), saking gembiranya menerima kenyataan itu.
Para malaikat berkata: “Kalimat yang keempat ini pun mulia juga.”
Lalu mereka gandengkan dengan kalimat-kalimat yang tiga tersebut di atas, kemudian mereka ucapkan sepanjang masa: ‘Subhanallahi walhamdu lillaahi walaa ilaaha illallahu wallaahu akbar’ (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar.
  
 Tatkala Jibril AS menceritakan cerita ini kepada Rasulullah SAW, beliau berkata: ‘Laa haula wala quwwata illa billaahil ‘Aliyyil ‘Azhiim’ (Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung).
Jibril AS kemudian berkata: “Kalimat ini patut pula digandengkan dengan kalimat-kalimat yang empat itu.” (Tanbihul Ghafilin)
   Berkata Imam Al-Qusyairi: Menurut sebagian khabar ada diceritakan, bahwa seorang malaikat berkata: “Wahai Tuhan, sesungguhnya  saya ingin mengetahui ‘Arsy?”
Allah lalu menciptakan baginya tiga puluh ribu sayap, dan terbanglah malaikat itu dengan sayapnya selama tiga puluh ribu tahun.
Maka firman Allah: “Sudah sampaikah kamu kepada ‘Arsy?”
Jawab malaikat: “Saya belum lagi menempuh sepersepuluh tinggi ‘Arsy.”
Lalu malaikat itupun meminta izin dari Allah Ta’ala, untuk kembali kepada tempatnya semula. (Hai’atul Islam)

   Berkata Imam Al-Qurthubi: “Menurut pendapat-pendapat para ahli tafsir, bahwa ‘Arsy adalah singgasana, dan bahwa ia berupa tubuh yang diwujudkan. Allah Ta’ala telah menciptakan dan memerintahkan para malaikat-Nya supaya memikulnya, dan mengharuskan mereka mengagungkannya dan berthawaf di sekelilingnya, sebagaimana Allah telah menciptakan Bait (Ka’bah) di bumi dan menyuruh anak cucu Adam berthawaf di sekelilingnya seraya mengagungkan dan memuliakan.” (Hai’atul Islam)
   Dan berkata pula Syahr bin Hausyab: Sesungguhnya para malaikat pemikul ‘Arsy ada delapan orang, empat orang di antara mereka mengucapkan: ‘Subhanakallaahumma wa bihamdika wa laka hamdu ‘alaa hilmika wa ‘ilmika’ (Maha Suci Engkau ya Allah, dan seraya memuji kepada-Mu. Dan segala puji bagi-Mu atas kepenyantunan-Mu dan ilmu-Mu)
Sedang yang empat lagi mengucapkan: ‘Subhaaka Allaahumma wa bihamdika walakal hamdu ‘alaa ‘afwika ba’da qudratika’ (Maha Suci Rngkau ya Allah, dan seraya memuji kepada-Mu. Dan segala puji bagi-Mu atas kemaafan-Mu sesudah kekuasaan-Mu).

   Kata Syahr: “Dan seolah-olah malaikat-malaikat itu mengetahui dosa-dosa anak cucu Adam, lalu mereka beristighfar untuk orang-orang yang beriman, yakni mereka memohonkan kepada Allah Ta’ala ampunan bagi orang-orang yang beriman.”
(Tafsir Al-Khazin)

   Dari Ibnu Abbas RA bahwa dia berkata: Tatkala Allah Ta’ala telah menciptakan ‘Arsy yang agung itu, maka ‘Arsy merasa bahwa dia adalah makhluk yang terbesar, maka katanya: “Allah tidak menciptakan suatu makhluk lain yang lebih besar daripadaku.” Maka bergetarlah ‘Arsy itu, lalu Allah Ta’ala menciptakan seekor ulat yang melilit ‘Arsy itu. Ular itu mempunyai tujuh puluh ribu sayap. Pada tiap-tiap sayap terdapat tujuh puluh ribu bulu. Pada tiap-tiap bulu terdapat tujuh puluh ribu wajah. Pada tiap-tiap wajah terdapat tujuh puluh ribu mulut, dan pada tiap-tiap mulut ada tujuh puluh ribu lidah. Pada setiap harinya keluarlah tasbih dari mulut-mulut ular itu sebanyak bilangan titik-titik hujan, dan sebanyak bilangan dedaunan pohon-pohon, dan sebanyak bilangan malaikat-malaikat seluruhnya. Ular itu melilit ‘Arsy, dan ternyata ‘Arsy itu hanya separo ular. (Hai’atul Islam)

<Prev  1 
 2 
 3 
 
Next>

Permohonan Ampun Malaikat Untuk Orang Mukmin (2)


 Imam Al-Qurtubi mengatakan: “Dan menurut pendapat-pendapat dari para ahli tafsir, bahwanya ‘Arsy itu singgasana, dan bahwa ia berupa bangunan yang diwujudkan. Allah Ta’ala telah menciptakannya, dan memerintahkan para malaikat-Nya supaya memikulnya dan mengharuskan mereka mengagungkannya dan berthawaf di sekelilingnya, sebagaimana Allah telah menciptakan Bait (Ka’bah) di bumi, dan menyuruh anak cucu Adam berthawaf di sekelilingnya dan berkiblat kepadanya.”

   Dan dari Ali RA: “Sesungguhnya para malaikat yang memikul ‘Arsy ada empat orang. Masing-masing malaikat itu mempunyai empat wajah. Kaki-kaki mereka menapak pada sebuah batu besar yang ada di bawah bumi yang ke tujuh, sejauh perjalanan lima ratus tahun.” (Al-Qusyairi)

   Imam Abu Laits As-Samarqandi berkata mengenai surat Al-A’raf, ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala: “Lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy.”
Menurut sebagian ulama, ini termasuk ayat-ayat mutasyabihat, yang hanya di ketahui oleh Allah saja penakwilannya.

   Dan diceritakan pula dari Yazid bin Marwan, bahwa ketika dia di Tanya mengenai takwil dari ayat ini, maka jawabnya, “Takwilnya ialah beriman kepada-Nya,”
Bergabunglah bersama kami dalam perdagangan Nasional
   Dan ada pula diceritakan, bahwa seorang laki-laki telah menemui Imam Malik bin Anas, lalu bertanya kepadanya mengenai firman Allah Ta’ala: “Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas ‘Arsy.”
Maka jawab Imam Malik: “Beriman kepada-Nya adalah wajib sedang menanyakan-Nya adalah bid’ah. Dan saya lihat, kamu tak lain orang yang sesat.” Maka murid-murid Imam Malik mengeluarkan orang itu.

   Dan konon, Muhammad bin Ja’far pun berpendapat serupa. Dan dari Ubay bin Ka’ab bahwa dia berkata: Apabila seperempat malam telah lewat, maka Rasulullah SAW bangun, lalu ujarnya: “Hai manusia, ingatlah kalian kepada Allah. Pasti datang kegoncangan itu, diikuti oleh tiupan. Pasti datang maut dengan segala akibatnya.”
Maka berkatalah  Ubay bin Ka’ab: “Ya Rasulullah, sesungguhnya saya banyak membaca shalawat untukmu. Berapakah shalawat yang harus aku sampaikan kepadamu?”
Rasulullah SAW menjawab: “Sebanyak yang kamu kehendaki.”
Kata Ka’ab: “Seperempat?”
Rasulullah SAW menjawab: “Sebanyak yang kamu tambah, maka itu lebih baik bagimu.”
Kata Ka’ab pula: “Sepertiganya?”
Rasulullah SAW tetap menjawab: “Sebanyak yang kamu kehendaki. Dan jika kamu tambah, maka itu lebih baik bagimu.”
Kata Ka’ab lagi: “Ya Rasul Allah, dua pertiganya?”
Jawab Rasul SAW tetap: “Sebanyak yang kamu kehendaki. Dan jika kamu tambah maka itu lebih baik bagimu.”
Maka Ka’ab berkata: “Ya Rasul Allah, jadi shalawatku seluruhnya aku berikan kepadamu?”
Rasul SAW berkata: “Kalau begitu, shalawatmu mencukupi tekadmu, dan di ampunilah dosamu.” (Syifa’un Syarif)
Jadilah Wanita Bahagia

Adapun firman Allah Ta’ala: “Dan para malaikat pemikul ‘Arsy beriman kepada-Nya.”
Maksudnya,bahwa para malaikat pemikul ‘Arsy itu membenarkan, bahwa Tuhan itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dan tiada tara. Jadi bila anda bertanya: Mereka yang bertasbih memuji Tuhannya, lalu beriman kepada-Nya. Padahal, tasbih itu hanyalah terjadi sesudah beriman. Maka bagaimanakah pengertian firman-Nya: “Dan mereka beriman kepada-Nya?”
Saya jawab: “Pengertiannya ialah bahwa itu merupakan peringatan, betapa mulia dan utamanya iman itu, dan merupakan anjuran untuk beriman. Dan setelah Allah Ta’ala ‘Azza wa Jalla terhalang dari mereka oleh tabir-tabir keagungan, keindahan dan kesempurnaan sifat-sifat-Nya, maka Dia pun menyebut mereka sebagai makhluk-makhluk beriman.” (Tafsir Al-Khazin)

   Dan bila anda masih bertanya: “Bagaimana pengertian mengenai permohonan ampun para malaikat untuk orang-orang yang beriman, padahal mereka adalah orang-orang yang bertaubat lagi saleh, yang dijanjikan akan mendapatkan ampun, sedang Allah takkan menyalahi jani-Nya?”
Saya jawab: “Ini merupakan syafaat. Sedang pengertiannya ialah bertambahnya dan pahala.” (Kasysyaf)
   Ada pula ulama yang mengatakan, permohonan ampun dari para malaikat untuk orang-orang yang beriman ini adalah sebagai imbalan dari apa yang pernah mereka katakan:
“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu, orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
   Yakni, oleh karena dulu para malaikat itu terlanjur mengatakan apa yang telah mereka katakan, maka kini mereka lantas memohonkan ampun bagi orang-orang mukmin, hal mana juga merupakan peringatan bagi selain malaikat, bahwasanya wajib atas orang yang telah memperkatakan diri orang lain, sebagai penyesalan atas kata-kata yang terlanjur dia ucapkan. (Tafsir Al Khazin)

<Prev  1 
 2 
 3 
 4 
Next>

Permohonan Ampun Malaikat Untuk Orang Mukmin


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
“Malaikat-malaikat yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya, bertasbih memuji Tuhan mereka dan mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): ‘Ya Tuhan kami, rahmat dari ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksa neraka yang bernyala-nyala.’ (QS.Ghafir:7)

Tafsir
(Malaikat-malaikat yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya), mereka adalah para malaikat Karubiyyun, yaitu malaikat-malaikat yang tertinggi tingkatannya dan yang pertama-tama diwujudkan. Dibawah ‘Arsy oleh mereka dan berkerumunannya mereka di sekelilingnya, adalah kata-kata majaz tentang pemeliharaan dan pengendalian mereka terhadapnya, dan kata-kata kinayah tentang betapa dekatnya mereka kepada pemilik ‘Arsy dan tingginya kedudukan mereka di sisi-Nya, dan bahwa mereka adalah para perantara untuk melaksanakan perintah-Nya.
Kami telah membuka jalur perdagangan Nasional
(Bertasbih memuji Tuhan mereka), menyebut Allah dengan sifat-sifat yang memuat pujian, yaitu sifat-sifat keagungan dan kemuliaan. Adapun dijadikannya tasbih sebagai pokok predikat,  sedang pujian sebagai hal (keterangan keadaan), karena memuji itulah muqtadhal hal (suasana yang meliputi) para malaikat itu, sedang tasbih tidak.

(Dan mereka beriman kepada-Nya). Allah memberitahukan tentang keimanan para malaikat, sebagai pernyataan tentang betapa utamanya keimanan dan penghormatan terhadap orang yang beriman. Dan ayat ini memang berkaitan dengan iman, sebagaimana Dia menyatakan dengan firman-Nya: (Serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman).
Risalah Qusyairiyah

Dan juga, dalam rangka memberi pengertian, bahwa para malaikat pemikul ‘Arsy dan penghuni ‘Arsy adalah sama dalam pengetahuan Allah, yakni sebagai bantahan terhadap kaum Mujassimah. Adapun bahwa mereka menanggung taubat, dan diilhami ucapan-ucapan yang menyebabkan turunnya ampunan. Dan ayat ini, juga memuat peringatan bahwa persekutuan iman, mewajibkan adanya pemberian nasihat dan kasih sayang, sekalipun terhadap perbedaan jenis makhluk. Karena persekutuan imanlah hubungan yang paling kuat, sebagaimana difirmankan Allah Ta’ala: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara.”

(Ya Tuhan kami). Maksudnya, para malaikat itu mengucapkan: “Ya Tuhan kami.” Kata-kata ini adalah keterangan atau hal dari Yastaghfiruuna.
(Engkau meliputi segala sesuatu dengan rahmat dan ilmu). Maksudnya, rahmat dan ilmu Allah meliputi. Disini, fi’il digeser dari fa’il-nya yang asli, untuk menyatakan kedalaman yang sejauh-jauhnya (ighraq) dalam mensifati Allah dengan rahmat dan ilmu, dan sebagai pernyataan bersangatan (mubalaghah) tentang meratanya rahmat dan ilmu Allah itu. Adapun di dahulukannya rahmat, adalah karena rahmat itulah yang menjadi sasaran utama disini.

(Maka ampunilah orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau), yaitu orang-orang yang Engkau ketahui taubatnya dan mengikuti jalan yang benar.

(Dan jagalah mereka dari siksa neraka yang bernyala-nyala) dan peliharalah mereka daripadanya. Kata-kata ini merupakan pernyataan setelah diberikannya pengertian, sebagai penguat dan untuk menunjukkan betapa dahsyatnya azab mereka.
(Qadhi Baidhawi)
Menurut Imam Muhammad bin Mahmud As-Samarqandi mengenai firman Allah Ta’ala:
“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy.”
   Ibnu Abbas RA. Berkata: “Sesungguhnya para malaikat pemikul ‘Arsy, kaki-kaki mereka terletak dibumi yang paling bawah, sedang kepala-kepala mereka menembus ‘Arsy. Mereka dalam keadaan tunduk tidak mengangkat pandangan mereka.”

   Dan dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya, berkata: “Sesungguhnya Allah Ta’ala memandang kepada suatu bahan inti (jauharah), maka berubahlah ia menjadi merah. Kemudian, dipandang-Nya jauharah itu untuk kedua kalinya, maka ia pun leleh dan bergetar, karena takut kepada Tuhannya. Kemudian dipandang-Nya ia untuk ketiga kalinya, maka berubahlah menjadi air. Kemudian dipandang-Nya ia untuk keempat kalinya, maka membekulah separonya. Dan dari yang separo ini, diciptakanlah oleh-Nya ‘Arsy, sedang dari separo yang lain air. Kemudian dibiarkan-Nya dalam keadaan demikian, yang oleh karenanya ia terus bergetar sampai hari kiamat.”
Demikian petikan dari As-Samarqandi.

<Prev  1 
 2 
 3 
 4 
Next>

Keterangan Tentang Neraka (4)

Dan mereka, yakin para malaikat Zabaniyah diciptakan oleh Allah dengan tidak memiliki rasa belas dan kasih. Semoga Allah Ta’ala menyelamatkan kita dari tangan-tangan mereka, dalam keadaan aman.

Keterangan Tentang Neraka (3)

Allah tidak menjawab seruan mereka selama dua kali lipat masa tinggal mereka di dunia. Kemudian, dijawab juga seruan mereka itu seraya firman-Nya:“Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.”

Keterangan Tentang Neraka (2)

Maka Jibril AS lalu mengambil api sebesar dzarrah dan dicucinya tujuh puluh kali dalam tujuh puluh sungai, kemudian dibawanya kepada Nabi Adam AS, lalu diletakkannya di atas gunung yang sangat tinggi. Maka lelehlah gunung tersebut, sedang api itu kembali ke tempat semula, tinggal asapnya saja yang ada di dalam batu-batu dan besi sampai sekarang.

Keterangan Tentang Neraka

Ayat ini memuat petunjuk, bahwasanya tidak ada pembebanan sebelum ada syariat, karena para malaikat itu memberi alasan atas pemburukkan mereka terhadap orang-orang kafir, dengan telah datangnya rasul-rasul dan telah disampaikannya kitab-kitab.

Berlaku Adil dan Berbuat Kebajikan (4)

Barangsiapa menahan kejengkelan, sedang dia mampu melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat, disaksikan oleh seluruh makhluk, sehingga dia boleh memilih bidadari yang mana yang dia kehendaki.

Berlaku Adil dan Berbuat Kebajikan (3)

Barangsiapa pernah menganiaya saudaranya mengenai kehormatan atau sesuatu yang lain, maka hendaklah ia meminta maaf kepadanya hari ini sebelum tiada lagi dinar maupun dirham.

Berlaku Adil dan Berbuat Kebajikan (2)

Beginilah ciri-ciri orang penghuni surga dan penghuni neraka yang tertulis dalam kitab Durratun Nashihin...

Berlaku Adil dan Berbuat Kebajikan

(Berbuat kebajikan) melakukan ketaatan-ketaatan dengan baik, yaitu baik ditinjau dari kuantitas, seperti menunaikan ibadah-ibadah sunnah, maupun ditinjau dari kualitas,
Bergabunglah bersama kami dalam mengelola perdagangan Nasional.
"Kami telah siap melayani anda di Seluruh Indonesia"