Selanjutnya, Allah Ta’ala
berfirman: “Apa
yang engkau inginkan, hai Ramadhan?”
Maka Ramadhan menjawab: “Tempatkanlah
dia di sisi Nabi-Mu.”
Oleh Allah, orang itu
pun di tempatkan dalam surga Firdaus.
Lalu Allah berfirman
lagi: “Hai Ramadhan, apa
yang engkau inginkan lagi?”
Jawabnya: “Engkau telah
memenuhi keperluanku, Ya Robbi. Tetapi manakah kemuliaan-Mu?”
Maka Allah memberikan
seratus kota, terbuat dari permata yaqut merah dan zabarjad hijau, sedang pada
setiap kota terdapat seribu istana. (Zahratur
Riyadh)
Bersumber dari Ibnu Mas’ud r.a, dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda: “Sesungguhnya
orang yang paling mulia disisiku pada hari kiamat, ialah orang yang paling
banyak membaca shalawat untukku.”
Bersumber dari Zaid bin Rafi’, dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa
bershalawat untukku seratus kali pada hari Jum’at, maka Allah mengampuninya,
sekalipun dosa-dosanya bagaikan buih di laut.” (Zubdatul Wa’izhin)
Kh. Abu Hurairah, -maksudnya Abu Hurairah telah meriwayatkan darinya-
: “Barangsiapa yang berdiri pada bulan Ramadhan,”
maksudnya menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan beribadah, selain malam
qadar, karena menghormatinya. Atau maksudnya: dia melaksanakan shalat Tarawih
di bulan Ramadhan, “karena iman,” yakni
mempercayai pahalanya, “dan berharap,”
yakni ikhlas…… imaanan dan ihtidaaban, di-nashab-kan, menjadi hal. Atau
karena kedua-duanya maf’ul lahu. “Maka
diampunilah dosa-dosanya yang telah lewat.” (Masyariq)
Dan bersumber dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda:
“Apabila tiba hari pertama bulan Ramadhan, maka
bertiuplah angin dari bawah ‘Arsy yang disebut angin Mutsirah, dan
bergerak-geraklah daun-daun pohon dalam surga, sehingga terdengarlah oleh
karena gema, yang orang tidak pernah mendengar gema yang lebih indah dari itu.
Maka para bidadari pun memperhatikan itu, lalu berkata: “Ya Allah, jadikanlah untuk kami pada bulan ini suami-suami di antara
hamba-hamba-Mu.”
Maka tidak seorang pun hamba Allah yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kecuali dijodohkan oleh Allah Ta’ala dengan seorang istri dari
bidadari-bidadari itu dalam rumah, sebagaimana Allah Ta’ala mengatakan dalam firman-Nya yang dahulu: “(bidadari-bidadari jelita yang
putih bersih dipingit dalam rumah). Sedang setiap bidadari mengenakan tujuh
puluh pakaian yang warnanya tidak sama. Dan untuk setiap wanita ada sebuah
tahta terbuat dari permata yaqut merah bertahtakan mutiara, dan pada setiap
tahta , terdapat tujuh puluh kasur dan tujuh puluh hidangan dari berbagai
macam-macam makanan. Ini semua untuk orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan,
selain (pahala) kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukannya.”
Maka seyogyanyalah bagi
seorang mukmin, menghormati bulan Ramadhan, dan memelihara diri dari
kemungkaran-kemungkaran, dan sibuk dengan ketaatan-ketaatan, yang berupa shalat,
tasbih, dzikir dan membaca al-Qur’an.
Allah Ta’ala pernah
berfirman kepada Nabi Musa a.s:
“Sesungguhnya
Aku memberikan kepada umat Muhammad dua cahaya, supaya mereka tidak terkena
bahaya dari dua kegelapan.”
Musa bertanya: “Apakah kedua cahaya itu, ya Rabbi?”
Allah
Ta’ala menjawab: “Cahaya
Ramadhan dan Cahaya al-Qur’an.”
Musa bertanya
lagi: “Dan apakah kedua kegelapan itu, ya Rabbi?”
Allah
Ta’ala menjawab: “Kegelapan
kubur da kegelapan hari kiamat.”
(Durratul Wa’izhin)
No comments:
Post a Comment